Selasa, 20 November 2012
Kayu Lontar
Kayu Lontar
Pohon Siwalan (Lontar), Flora Identitas Sulawesi Selatan
Pohon Siwalan atau disebut juga Pohon Lontar (Borassus flabellifer) adalah sejenis palma (pinang-pinangan) yang tumbuh di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Pohon Lontar (Borassus flabellifer)
menjadi flora identitas provinsi Sulawesi Selatan. Pohon ini banyak
dimanfaatkan daunnya, batangnya, buah hingga bunganya yang dapat disadap
untuk diminum langsung sebagai legen (nira), difermentasi menjadi tuak ataupun diolah menjadi gula siwalan (sejenis gula merah).
Pohon Siwalan (Lontar) merupakan pohon palma (Palmae dan Arecaceae)
yang kokoh dan kuat. Berbatang tunggal dengan ketinggian mencapai 15-30
cm dan diameter batang sekitar 60 cm. Daunnya besar-besar mengumpul
dibagian ujung batang membentuk tajuk yang membulat. Setiap helai
daunnya serupa kipas dengan diameter mencapai 150 cm. Tangkai daun
mencapai panjang 100 cm.
Buah Lontar
(Siwalan) bergerombol dalam tandan dengan jumlah sekitar 20-an butir.
Buahnya bulat dengan diameter antara 7-20 cm dengan kulit berwarna hitam
kecoklatan. Tiap butirnya mempunyai 3-7 butir daging buah yang berwarna
kecoklatan dan tertutupi tempurung yang tebal dan keras.
Pohon
Siwalan atau Pohon Lontar dibeberapa daerah disebut juga sebagai ental
atau siwalan (Sunda, Jawa, dan Bali), lonta (Minangkabau), taal
(Madura), dun tal (Saksak), jun tal (Sumbawa), tala (Sulawesi Selatan),
lontara (Toraja), lontoir (Ambon), manggitu (Sumba) dan tua (Timor).
Dalam bahasa inggris disebut sebagai Lontar Palm
Pohon Siwalan atau Lontar (Borassus flabellifer)
tumbuh di daerah kering. Pohon ini dapat dijumpai di Asia Tenggara dan
Asia Selatan. Di Indonesia, Pohon Siwalan tumbuh di Jawa Timur dan Jawa
Tengah bagian timur, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, dan Sulawesi.
Pohon Siwalan atau Lontar mulai berbuah setelah berusia sekitar 20 tahun dan mampu hidup hingga 100 tahun lebih.
Pemanfaatan Pohon Siwalan
Daun Lontar (Borassus flabellifer)
digunakan sebagai media penulisan naskah lontar dan bahan kerajinan
seperti kipas, tikar, topi, aneka keranjang, tenunan untuk pakaian dan
sasando, alat musik tradisional di Timor.
Tangkai dan pelepah pohon Siwalan (Lontar
atau Tal) dapat menhasilkan sejenis serat yang baik. Pada masa silam,
serat dari pelepah Lontar cukup banyak digunakan di Sulawesi Selatan
untuk menganyam tali atau membuat songkok, semacam tutup kepala
setempat.
Kayu dari batang lontar bagian luar
bermutu baik, berat, keras dan berwarna kehitaman. Kayu ini kerap
digunakan orang sebagai bahan bangunan atau untuk membuat perkakas dan
barang kerajinan.
Dari karangan bunganya (terutama tongkol
bunga betina) dapat disadap untuk menghasilkan nira lontar (legen). Nira
ini dapat diminum langsung sebagai legen (nira) juga dapat dimasak
menjadi gula atau difermentasi menjadi tuak, semacam minuman beralkohol.
Buahnya, terutama yang muda, banyak
dikonsumsi. Biji Lontar yang lunak ini kerap diperdagangkan di tepi
jalan sebagai “buah siwalan” (nungu, bahasa Tamil). Biji siwalan ini
dipotong kotak-kotak kecil untuk bahan campuran minuman es dawet
siwalan yang biasa didapati dijual didaerah pesisir Jawa Timur, Paciran,
Tuban.
Daging buah yang tua, yang kekuningan dan
berserat, dapat dimakan segar ataupun dimasak terlebih dahulu. Cairan
kekuningan darinya diambil pula untuk dijadikan campuran penganan atau
kue-kue; atau untuk dibuat menjadi selai.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Angiospermae; Kelas: Monocotyledoneae; Ordo: Arecales; Famili: Arecaceae (sinonim: Palmae); Genus: Borassus. Spesies: Borassus flabellifer
Sumber: wikipedia; zipcodezoo.com. Gambar: wikipedia
Buah Hukam
Hukam
Rukam atau Rukem adalah nama pohon penghasil buah yang konon merupakan tanaman asli Indonesia. Pohon Rukam yang dalam bahasa latin disebut Flacourtia rukam yang mulai langka di Indonesia memiliki tata cara unik bagi yang ingin makan buahnya. Buag Rukam harus dipijit-pijit dulu sebelum dimakan untuk menghilangkan rasa sepat buah langka ini.
Hukam/Rukem (Flacourtia rukem)
Buah
berbentuk bulat, daging buahnya tebal dan mengandung cairan. berbiji
banyak. Dapat dimakan dalam keadaan segar, dan dapat pula dibuat rujak.
Bisa juga dibuat manisan dan asinan. Buah yang masihBuah yang masak
berwarna merah kehitaman. Rasanya asam-asam manis,dan muda dapat
digunkan sebagai obat, dan daun mudanya bisa untuk lalap.
Kerabat Dekat : Kerkup
Rukam atau Rukem adalah nama pohon penghasil buah yang konon merupakan tanaman asli Indonesia. Pohon Rukam yang dalam bahasa latin disebut Flacourtia rukam yang mulai langka di Indonesia memiliki tata cara unik bagi yang ingin makan buahnya. Buag Rukam harus dipijit-pijit dulu sebelum dimakan untuk menghilangkan rasa sepat buah langka ini.
Tinggi pohon Rukam
atau Rukem mencapai 20 m dengan batang dan cabang-cabang biasanya
berlekuk (bengkok-bengkok) dan beralur. Pada batang Rukam terdapat
duri-duri yang panjangnya bisa mencapai 10 cm.
Daun
Rukam atau Rukem berbentuk bundar telur lonjong atau lonjong melanset
dengan panjang antara 10 – 18 cm dan lebar antara 4 – 9 cm. Pinggiran
daun bergerigi kasar. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua
mengkilat. Saat masih muda daun pohon Rukan berwarna merah kecoklatan.
Perbungaan
Rukam berbentuk tandan dengan sedikit bunga, berukuran pendek, berada
di ketiak daun, berbulu halus; gagang bunga panjangnya 3-4 mm. Bunga
Rukam atau Rukem berwarna kuning kehijau-hijauan, umumnya berkelamin
tunggal.
Buah
Rukam bertipe buah buni yang bentuknya bulat, bulat gepeng sampai bulat
telur sungsang dengan diameter 2-2,5 cm. Buah berwarna hijau muda
sampai merah jambu atau hijau-lembayung sampai merah tua. Buah Rukem
memiliki daging buah berwarna keputih-putihan. Pada ujung buah masih ada
bekas tangkai putik kecil-kecil sebanyak 4-8, mirip paruh, dalam bentuk
lingkaran. Buah Rukem berbiji pipih, sebanyak 4-7 butir. Buah langka
ini banyak mengandung air yang asam rasanya.
ekologi
Dalam
dipterocarp campuran sedikit terganggu, keranga, rawa gambut dan
sub-montana hutan sampai ketinggian 1200 m. Umum di situs berawa-rawa
dan aliran sungai aluvial serta lereng bukit kering dan pegunungan. di
daerah Asia Tenggara dan juga India. Pohon ini tumbuh di daerah tropika
basah sampai pada ketinggian 1500 m dpl. Namun di alam liar ditemukan
dapat tumbuh pada ketinggian 2100 m dpl. Habitat alaminya di hutan
primer dan sekunder. Tanaman ini mempunyai adaptasi yang cukup terhadap
kisaran suhu, curah hujan dan kondisi tanah. Kebanyakan pada tanah
berpasir dangkal miskin dan batu gamping. Di hutan sekunder biasanya
hadir sebagai pohon sisa-sisa pra-gangguan.
Penggunaan
Pemanfaatan
Rukam. Buah Rukam atau Rukem (Flacourtia rukam) dapat dimakan langsung
tetapi agak berasa sepat. Untuk menghilangkan rasa sepat ini buah Rukam
musti dipijit-pijit terlebih dahulu hingga berasa agak lunak kemudian
baru dimakan.
Buah
rukem dapat pula dijadikan rujak dan asinan, atau dicampur gula
dijadikan selai. Buah yang masih muda dapat digunakan sebagai ramuan
obat tradisional yang berkhasiat untuk mengobati diare dan disentri.
Daun
muda Rukam dapat dimakan mentah sebagai lalap. Air perasan daunnya
dipakai untuk mengobati kelopak mata yang bengkak. Di Filipina, seduhan
akar Rukam diminum oleh wanita yang baru saja melahirkan. Kayu rukam
keras dan kuat, dapat digunakan untuk membuat perabot rumah tangga,
seperti alu dan mebel.
Penggunaan dalam keadaan darurat
Buah rukem dapat dimakan ..... asli deh asem sepat dan udah banyak diperjual belikan, daunnya juga bisa dimakan sebagai sayur.
Buah Belimbing Jukhu
Belimbing Jukhu (belimbing bintang)
Nama lain dari Belimbing:
Indonesia: Belimbing manis, blimbing (Jawa), balingbing (Sunda)
Inggris; Star Fruit
Thailand: Mafuang
Filipina: Balimbing
Cina: Yang tao
Jepang; Gorenshi *
Nama Lokal :
Belimbing manis (Indonesia), Belimbing manih (Minangkabau); Belimbing legi (Jawa), Belimbing amis (Sunda), ; Bhalimbing manes (Madura), Balirang (Bugis);**
Deskripsi
Belimbing Manis (Averrhoa carambola) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang (perenial) dengan tinggi 6 – 9 m. Batang berkayu (lignosus), berbentuk silindris, tumbuh tegak, berwarna coklat tua, kulit kayu tipis, permukaan kasar. Percabangan banyak, arah cabang miring ke atas dan mendatar sehingga membentuk pohon yang rindang. Daun majemuk, bertangkai panjang, warna hijau tua, bentuk bulat telur, panjang 4 – 6 cm, lebar 3 – 4 cm, helaian daun tipis tegar, ujung meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), tidak memiliki daun penumpu, permukaan atas dan bawah halus. Bunga majemuk, kelopak berbentuk bintang (stellatus), mahkota berwarna merah jingga, panjang mahkota ± 8 mm, daun mahkota berlekatan (gamopetalus). Buah berlekuk 5 menyerupai bintang, panjang 10 – 12 cm, buah muda berwarna hijau – setelah tua menjadi kuning, bentuk biji pipih – berwarna coklat tua, berbuah setelah berumur 2 – 5 tahun. Akar tunggang. Perbanyakan secara generatif (biji). *
Bentuk buahnya yang unik dengan rasa manis dan bisa diolah menjadi beragam sajian, belimbing dapat dibedakan menjadi 2 macam. Yang rasanya manis dengan bentuk bintang dikenal sebagai belimbing manis (Averrhoa Carambola) sedangkan jenis kedua adalah belimbing sayur atau belimbing uluh (Averrhoa bilim) yang rasanya asam.
Nama lain dari Belimbing:
Indonesia: Belimbing manis, blimbing (Jawa), balingbing (Sunda)
Inggris; Star Fruit
Thailand: Mafuang
Filipina: Balimbing
Cina: Yang tao
Jepang; Gorenshi *
Nama Lokal :
Belimbing manis (Indonesia), Belimbing manih (Minangkabau); Belimbing legi (Jawa), Belimbing amis (Sunda), ; Bhalimbing manes (Madura), Balirang (Bugis);**
Deskripsi
Belimbing Manis (Averrhoa carambola) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang (perenial) dengan tinggi 6 – 9 m. Batang berkayu (lignosus), berbentuk silindris, tumbuh tegak, berwarna coklat tua, kulit kayu tipis, permukaan kasar. Percabangan banyak, arah cabang miring ke atas dan mendatar sehingga membentuk pohon yang rindang. Daun majemuk, bertangkai panjang, warna hijau tua, bentuk bulat telur, panjang 4 – 6 cm, lebar 3 – 4 cm, helaian daun tipis tegar, ujung meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), tidak memiliki daun penumpu, permukaan atas dan bawah halus. Bunga majemuk, kelopak berbentuk bintang (stellatus), mahkota berwarna merah jingga, panjang mahkota ± 8 mm, daun mahkota berlekatan (gamopetalus). Buah berlekuk 5 menyerupai bintang, panjang 10 – 12 cm, buah muda berwarna hijau – setelah tua menjadi kuning, bentuk biji pipih – berwarna coklat tua, berbuah setelah berumur 2 – 5 tahun. Akar tunggang. Perbanyakan secara generatif (biji). *
Bentuk buahnya yang unik dengan rasa manis dan bisa diolah menjadi beragam sajian, belimbing dapat dibedakan menjadi 2 macam. Yang rasanya manis dengan bentuk bintang dikenal sebagai belimbing manis (Averrhoa Carambola) sedangkan jenis kedua adalah belimbing sayur atau belimbing uluh (Averrhoa bilim) yang rasanya asam.
Buah Belimbing Besi/ wulu
Belimbing Besi
Kandungan Gizi
Buah belimbing mempunyai kandungan gizi cukup tinggi yang bermanfaat bagi tubuh. Dalam 100 gram buah belimbing yang matang mengandung :
* Energi : 35 kal
* Protein : 50 gram
* Lemak : 70 gram
* Karbohidrat : 7,70 gram
* Kalsium : 8 mg
* Serat : 0,90 gram
* Vitamin A : 18 RE
* Vitamin C : 33 Mg
* Niacin : 0,40 gram
Khasiat
Buah belimbing matang yang terkenal dengan rasa manis ini berkhasiat untuk meredakan berbagai macam penyakit, seperti diabetes, kolesterol, batuk, radang tenggorokan dan demam. Kandungan vitamin C yang cukup tinggi juga dipercaya sebagai obat kanker.
Bunga buah belimbing yang berwarna keunguan dipercaya berkhasiat untuk mengobati penyakit malaria. Daunnya yang rimbun berkhasiat untuk mengobati sakit maag, melancarkan air seni, hipertensi dan penyakit bisul.
Bahkan akar tanaman belimbing dapat mengobati penyakit rematik. Manfaat yang bisa kita peroleh, selain untuk kesehatan, enak dikonsumsi sebagai buah segar dan dapat juga dimanfaatkan sebagai tanaman pekarangan.
sumber : http://www.lautanindonesia.com/serbarasa/artikel/in-topic/belimbing-buah-tropis-kaya-manfaat***
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, buah.
KEGUNAAN:
Bunga:
- Batuk.
- Sariawan (stomatitis)
Daun:
- Perut sakit. Gondongan (Parotitis).
- Rematik.
Buah:
- Batuk rejan.
- Gusi berdarah, sariawan.
- Sakit gigi berlubang.
- Jerawat. Panu.
- Tekanan darah tinggi.
- Kelumpuhan.
- Memperbaiki fungsi pencernaan.
- Radang rektum.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: Lihat resep.
Pamakaian luar: Daun secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus sampai seperti bubur, dipakai sebagal tapal (pemakaian setempat) pada gondongan, rheumatism, jerawat, panu.
CARA PEMAKAIAN:
1. Pagel linu:
1 genggam daun belimbing wuiuh yang masih muda, 10 biji cengkeh, 15 biji lada, digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ketempat yang sakit.
2. Gondongan:
10 ranting muda belimbing wuiuh berikut daunnya dan 4 butir bawang merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ketempat yang sakit.
3. Batuk pada anak.
Segenggam bunga belimbing wuiuh, beberapa butir adas, gula secukupnya dan air 1 cangkir, ditim selama beberapa jam. Setelah dingin disaring dengan sepotong kain, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan malam sewaktu perut kosong.
4. Batuk:
25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu-giring, 1 jari kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, 1/4 genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong seperlunya, direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, diminum dengan madu seperlunya. Sehari 3 kali 3/4 gelas.
5. Batuk rejan:
a. 10 buah belimbing. wuluh dicuci lalu ditumbuk halus-halus, diremas dengan 2 sendok makan air garam, lalu disaring. Minum, lakukan 2 kali sehari.
b. Buah belimbing wuiuh dibuat manisan, sehari makan 3 x 6-8 buah.
6. Rematik :
a. 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh dan 15 biji merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi ketempat yang sakit.
b. 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia champaca L.), 15 biji cengkeh, 15 butir lada hitam, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok dan mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.
7. Sariawan:
a. Segenggarn bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya dan 1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah dingin disaring, dipakai untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan.
b. 2/3 genggam bunga belimbing wuiuh, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum, sehari 3 kali 3/4 gelas.
c. 3 buah belimbing wuitjh, 3 butir bawang merah, 1 buah pala yang muda, 10 lembar daun seriawan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 3 sendok makan minyak kelapa, diperas lalu disaring. Dipakai untuk mengoles luka-luka akibat sariawan, 6-7 kali sehari.
8. Jerawat:
a. Buah belimbing wuluh secukupnya dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan air garam seperlunya, untuk menggosok muka yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari,
b. 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang, digiling halus lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis. Ramuan ini dipakai untuk menggosok dan melumas muka yang berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari.
9. Panu:
10 buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus, tambahkan kapur sirih sebesar biji asam, diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai untuk menggosok kulit yang terserang panu. Lakukan 2 kali sehari. **
* http://www.plantamor.com/index.php?plant=165
** http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=136
*** http://masenchipz.com/manfaat-belimbing
****http://buahbuahku.wordpress.com/2011/03/04/belimbingaverrhoa-carambola-l/
Kandungan Gizi
Buah belimbing mempunyai kandungan gizi cukup tinggi yang bermanfaat bagi tubuh. Dalam 100 gram buah belimbing yang matang mengandung :
* Energi : 35 kal
* Protein : 50 gram
* Lemak : 70 gram
* Karbohidrat : 7,70 gram
* Kalsium : 8 mg
* Serat : 0,90 gram
* Vitamin A : 18 RE
* Vitamin C : 33 Mg
* Niacin : 0,40 gram
Khasiat
Buah belimbing matang yang terkenal dengan rasa manis ini berkhasiat untuk meredakan berbagai macam penyakit, seperti diabetes, kolesterol, batuk, radang tenggorokan dan demam. Kandungan vitamin C yang cukup tinggi juga dipercaya sebagai obat kanker.
Bunga buah belimbing yang berwarna keunguan dipercaya berkhasiat untuk mengobati penyakit malaria. Daunnya yang rimbun berkhasiat untuk mengobati sakit maag, melancarkan air seni, hipertensi dan penyakit bisul.
Bahkan akar tanaman belimbing dapat mengobati penyakit rematik. Manfaat yang bisa kita peroleh, selain untuk kesehatan, enak dikonsumsi sebagai buah segar dan dapat juga dimanfaatkan sebagai tanaman pekarangan.
sumber : http://www.lautanindonesia.com/serbarasa/artikel/in-topic/belimbing-buah-tropis-kaya-manfaat***
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, buah.
KEGUNAAN:
Bunga:
- Batuk.
- Sariawan (stomatitis)
Daun:
- Perut sakit. Gondongan (Parotitis).
- Rematik.
Buah:
- Batuk rejan.
- Gusi berdarah, sariawan.
- Sakit gigi berlubang.
- Jerawat. Panu.
- Tekanan darah tinggi.
- Kelumpuhan.
- Memperbaiki fungsi pencernaan.
- Radang rektum.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: Lihat resep.
Pamakaian luar: Daun secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus sampai seperti bubur, dipakai sebagal tapal (pemakaian setempat) pada gondongan, rheumatism, jerawat, panu.
CARA PEMAKAIAN:
1. Pagel linu:
1 genggam daun belimbing wuiuh yang masih muda, 10 biji cengkeh, 15 biji lada, digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ketempat yang sakit.
2. Gondongan:
10 ranting muda belimbing wuiuh berikut daunnya dan 4 butir bawang merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ketempat yang sakit.
3. Batuk pada anak.
Segenggam bunga belimbing wuiuh, beberapa butir adas, gula secukupnya dan air 1 cangkir, ditim selama beberapa jam. Setelah dingin disaring dengan sepotong kain, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan malam sewaktu perut kosong.
4. Batuk:
25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu-giring, 1 jari kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, 1/4 genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong seperlunya, direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, diminum dengan madu seperlunya. Sehari 3 kali 3/4 gelas.
5. Batuk rejan:
a. 10 buah belimbing. wuluh dicuci lalu ditumbuk halus-halus, diremas dengan 2 sendok makan air garam, lalu disaring. Minum, lakukan 2 kali sehari.
b. Buah belimbing wuiuh dibuat manisan, sehari makan 3 x 6-8 buah.
6. Rematik :
a. 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh dan 15 biji merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi ketempat yang sakit.
b. 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia champaca L.), 15 biji cengkeh, 15 butir lada hitam, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok dan mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.
7. Sariawan:
a. Segenggarn bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya dan 1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah dingin disaring, dipakai untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan.
b. 2/3 genggam bunga belimbing wuiuh, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum, sehari 3 kali 3/4 gelas.
c. 3 buah belimbing wuitjh, 3 butir bawang merah, 1 buah pala yang muda, 10 lembar daun seriawan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 3 sendok makan minyak kelapa, diperas lalu disaring. Dipakai untuk mengoles luka-luka akibat sariawan, 6-7 kali sehari.
8. Jerawat:
a. Buah belimbing wuluh secukupnya dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan air garam seperlunya, untuk menggosok muka yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari,
b. 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang, digiling halus lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis. Ramuan ini dipakai untuk menggosok dan melumas muka yang berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari.
9. Panu:
10 buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus, tambahkan kapur sirih sebesar biji asam, diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai untuk menggosok kulit yang terserang panu. Lakukan 2 kali sehari. **
* http://www.plantamor.com/index.php?plant=165
** http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=136
*** http://masenchipz.com/manfaat-belimbing
****http://buahbuahku.wordpress.com/2011/03/04/belimbingaverrhoa-carambola-l/
Buah Cermin
Buah Cermin (Buah Cermai)
Ciremai (Phyllanthus acidus)
Ceremai
tumbuhan berbentuk pohon, berumur panjang, Daun tunggal, bertangkai
pendek, tersusun berseling warna hijau muda, bentuk bulat telur,
panjang 2 – 7 cm, lebar 1,5 – 2 cm, helaian daun tipis tegar, ujung
runcing, pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, pertulangan menyirip
(pinnate), tidak memiliki daun penumpu, permukaan halus, tidak pernah
meluruh. Bunga majemuk, bentuk tandan (racemus), muncul di sepanjang
batang dan cabang, kelopak berbentuk bintang (stellatus), mahkota
berwarna merah muda. Buah batu (drupa), bulat, panjang 1,2 - 1,5 cm,
warna kuning muda, bentuk biji bulat pipih, berbiji 4 – 6, berwarna
cokelat muda, rasanya asam. Akar tunggang.
Senin, 19 November 2012
Buah hambutan
|
||||
|
||||
|
||||
|
||||
Uraian :
Rambutan banyak ditanam sebagai pohon buah, kadang-kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan tropis ini memerlukan iklim lembap dengan curah hujan tahunan paling sedikit 2.000 mm. Rambutan merupakan tanaman dataran rendah, hingga ketinggian 300--600 m dpl. Pohon dengan tinggi 15-25 m ini mempunyai banyak cabang. Daun majemuk menyirip letaknya berseling, dengan anak daun 2--4 pasang. Helaian anak daun bulat lonjong, panjang 7,5--20 cm, lebar 3,5--8,5 cm, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, tangkai silindris, warnanya hijau, kerapkali mengering. Bunga tersusun pada tandan di ujung ranting, harum, kecil-kecil, warnanya hijau muda. Bunga jantan dan bunga betina tumbuh terpisah dalam satu pohon. Buah bentuknya bulat lonjong, panjang 4--5 cm, dengan duri tempel yang bengkok, lemas sampai kaku. Kulit buahnya berwarna hijau, dan menjadi kuning atau merah kalau sudah masak. Dinding buah tebal. Biji bentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung air, rasanya bervariasi dari masam sampai manis. Kulit biji tipis berkayu. Rambutan berbunga pada akhir musim kemarau dan membentuk buah pada musim hujan, sekitar November sampai Februari. Ada banyak jenis rambutan, seperti ropiah, simacan, sinyonya, lebakbulus, dan binjei. Perbanyakan dengan biji, tempelan tunas, atau dicangkok. | ||||
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: rambutan, rambot, rambut, rambuteun, rambuta, jailan, folui, bairabit, puru biancak, p. biawak, hahujam, kakapas, likis, takujung alu. Jawa: rambutan, corogol, tundun, bunglon, buwa buluwan. Nusa Tenggara: buluan, rambuta. Kalimantan: rambutan, siban, banamon, beriti, sanggalaong, sagalong, beliti, malit;, kayokan, bengayau, puson. Sulawesi: rambutan, rambuta, rambusa, barangkasa, bolangat, balatu, balatung, walatu, wayatu, wilatu, wulangas, lelamu, lelamun, toleang. Maluku: rambutan, rambuta. NAMA ASING Shao tzu (C), rambutan (Tag), ramboutan (P), ramustan (Spanyol). NAMA SIMPLISIA Nephelii lappacei Semen (biji rambutan). Nephelii lappacei Pericarpium (kulit buah rambutan). |
Buah bedare (Buah Lengkeng)
Deskripsi
Pohon lengkeng dapat mencapai tinggi 40 m dan diameter batangnya hingga sekitar 1 m.
Berdaun
majemuk, dengan 2-4(-6) pasang anak daun, sebagian besar berbulu rapat
pada bagian aksialnya. Tangkai daun 1-20 cm, tangkai anak daun 0,5-3,5
cm. Anak daun bulat memanjang, panjang lk. 1-5 kali lebarnya, bervariasi
3-45 × 1,5-20 cm, mengertas sampai menjangat, dengan bulu-bulu kempa
terutama di sebalah bawah di dekat pertulangan daun.
Perbungaan
umumnya di ujung (flos terminalis), 4-80 cm panjangnya, lebat dengan
bulu-bulu kempa, bentuk payung menggarpu. Mahkota bunga lima helai, panjang hingga 6 mm.
Buah
bulat, coklat kekuningan, hampir gundul; licin, berbutir-butir,
berbintil kasar atau beronak, bergantung pada jenisnya. Daging buah
(arilus)tipis berwarna putih dan agak bening. Pembungkus biji berwarna
coklat kehitaman, mengkilat. Terkadang berbau agak keras.
Buah tampoi
Buah Tampoi
Tampoi atau tampui (Baccaurea macrocarpa) adalah sejenis buah dan pohonnya anggota suku Phyllanthaceae (dulu: Euphorbiaceae). Buah ini masih sekerabat dengan menteng dan rambai, namun berukuran lebih besar dan berkulit lebih tebal.
Pokok Tampoi ialah pokok buah-buahan subtingkat hutan hujan tropika yang kecil yang juga pokok asli di Asia Tenggara, khususnya di Borneo.
Sumber Wikipedia Pokok Tampoi
Pokok Tampoi tergolong dalam spesies diesius, iaitu pokok ini hanya dapat menghasilkan sejenis gamet tunggal. Pokok betinanya menghasilkan buah terus pada batang dan cabang besar. Buahnya besar, dengan kulit yang berwarna jingga dan isi yang berwarna putih. Rasanya masam seolah-olah buah limau tangerin. Bergantung kepada keadaan, buahnya melitupi batang pokok dengan indah seperti dengan banyak spesies Fikus. Nama saintifiknya Baccaurea macrocarpa.
Pokok Tampoi ialah pokok buah-buahan subtingkat hutan hujan tropika yang kecil yang juga pokok asli di Asia Tenggara, khususnya di Borneo.
Sumber Wikipedia Pokok Tampoi
Pokok Tampoi tergolong dalam spesies diesius, iaitu pokok ini hanya dapat menghasilkan sejenis gamet tunggal. Pokok betinanya menghasilkan buah terus pada batang dan cabang besar. Buahnya besar, dengan kulit yang berwarna jingga dan isi yang berwarna putih. Rasanya masam seolah-olah buah limau tangerin. Bergantung kepada keadaan, buahnya melitupi batang pokok dengan indah seperti dengan banyak spesies Fikus. Nama saintifiknya Baccaurea macrocarpa.
buah semile durin
Semile durin/ Sawo Durian (Chrysophyllum cainito)
Buah sawo durian hijau yang telah tua kulitnya hijau keputihan dan jika masih muda warnanya hijau muda. Sedang daging buahnya lunak dan berwarna putih susu bila telah masak. Sawo durian merah mula-mula berwarna hijau, lalu berubah kemerahan dan lantas menjadi keunguan di saat mencapai kematangannya. Daging buah berwarna putih susu seperti sawo durian hijau. Hanya saja di bagian tepinya, bila dibelah, akan tampak warna keunguan.
buah kemang
Buah
kemang sejenis mangga, apabila telah matang berwarna kuning
kecoklat-coklatan. Buah ini mengeluarkan aroma seperti terpentin. Daging
buah berwarna kuning,mengandung banyak cairan dengan rasa asam manis.
Buah yang masak dapat dimakan segar, sedang buah yang hampir masak
biasanya dimakan untuk campuran rujak.
Daunnya
yang masih muda dapat digunakan untuk lalap. Kemang menyebar secara
alami di Sumatra, Kalimantan dan Semenanjung Malaya, dan banyak
dibudidayakan di Jawa bagian barat,
terutama dekat Bogor. Tumbuhan ini terutama menyebar di dataran rendah
di bawah 400 m, jarang hingga 800 m dpl. Jenis ini tahan terhadap
penggenangan, dan seringkali didapati dekat tepi sungai.
buah Haman
Buah Haman
Gandaria (Bouea macrophylla Griffith)
Adalah tanaman yang berasal dari kepulauan Indonesia dan Malaysia.
Tanaman ini tumbuh di daerah tropis, dan banyak dibudidayakan di Sumatera dan Thailand.
Gandaria dimanfaatkan buah, daun, dan batangnya. Buah gandaria berwarna hijau saat masih muda,
dan sering dikonsumsi sebagai rujak atau campuran sambal gandaria.Buah
gandaria yang matang berwarna kuning, memiliki rasa kecut-manis
buah manggos
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu komoditas buah
tropis primadona ekspor Indonesia, hal ini dapat dilihat dari ekspor
buah-buahan Indonesia didominasi komoditas manggis, yaitu pada tahun
2006.
Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung telah berhasil menembus pasar ekspor buah manggis ke negara tujuan Singapura dan Taiwan dalam upaya meningkatkan pemasaran dengan volume ekspor 30 persen dari total produksi, dan jumlah ini dinilai masih kecil karena dihadapkan kendala berupa ketatnya persyaratan ekspor. Selain Singapura dan Taiwan sejak tahun 1994, buah hitam manis ini juga diminati di kawasan Timur Tengah. Beberapa negara Asia lain seperti Jepang, Hong Kong, dan Thailand, juga menjadi daerah tujuan pengirimannya.
Kontribusi ekspor manggis terhadap total ekspor buah-buahan nasional adalah sebesar 37,4% sedangkan konstribusi produksi manggis adalah hanya 0,5% dari total produksi nasional. Ini menghantarkan manggis menjadi buah-buahan andalan ekspor Indonesia, apalagi komoditas ini merupakan unik dan spesifik daerah tropis, sehingga pesaingnya tidak banyak.
Bupati Tanggamus H. Bambang Kurniawan mengatakan, jumlah produksi manggis di Tanggamus sebesar 9.688 ton per tahun dari tanaman sebanyak 1.468 ha dan 902 ha diantaranya sudah menghasilkan manggis. Pohon-pohon manggis ini tersebar di areal perkebunan warga di dekat lereng Gunung Tanggamus. Selain manggis, kawasan ini juga kaya buah-buahan lain, seperti avokad, cempedak, durian, dan duku. Buah-buahan ini baru dikirim ke pasar lokal, seperti Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, dan sejumlah kota besar di Pulau Jawa seperti Semarang dan Surabaya.
Pada umumnya tanaman manggis di Tanggamus sudah berumur lebih dari 100 tahun. Peremajaan tanaman baru dilakukan akhir tahun 1990-an. Sebagian besar tanaman manggis merupakan tanaman pekarangan, kebun campuran, dan ditanam pada daerah perbukitan/hutan. Pemeliharan tanaman relatif tidak ada, kini biasanya petani hanya menunggu panen manggis. Ketersediaan bibit manggis sangat sulit karena pohon induk yang berkualitas masih sangat jarang.
Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung telah berhasil menembus pasar ekspor buah manggis ke negara tujuan Singapura dan Taiwan dalam upaya meningkatkan pemasaran dengan volume ekspor 30 persen dari total produksi, dan jumlah ini dinilai masih kecil karena dihadapkan kendala berupa ketatnya persyaratan ekspor. Selain Singapura dan Taiwan sejak tahun 1994, buah hitam manis ini juga diminati di kawasan Timur Tengah. Beberapa negara Asia lain seperti Jepang, Hong Kong, dan Thailand, juga menjadi daerah tujuan pengirimannya.
Kontribusi ekspor manggis terhadap total ekspor buah-buahan nasional adalah sebesar 37,4% sedangkan konstribusi produksi manggis adalah hanya 0,5% dari total produksi nasional. Ini menghantarkan manggis menjadi buah-buahan andalan ekspor Indonesia, apalagi komoditas ini merupakan unik dan spesifik daerah tropis, sehingga pesaingnya tidak banyak.
Bupati Tanggamus H. Bambang Kurniawan mengatakan, jumlah produksi manggis di Tanggamus sebesar 9.688 ton per tahun dari tanaman sebanyak 1.468 ha dan 902 ha diantaranya sudah menghasilkan manggis. Pohon-pohon manggis ini tersebar di areal perkebunan warga di dekat lereng Gunung Tanggamus. Selain manggis, kawasan ini juga kaya buah-buahan lain, seperti avokad, cempedak, durian, dan duku. Buah-buahan ini baru dikirim ke pasar lokal, seperti Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, dan sejumlah kota besar di Pulau Jawa seperti Semarang dan Surabaya.
Pada umumnya tanaman manggis di Tanggamus sudah berumur lebih dari 100 tahun. Peremajaan tanaman baru dilakukan akhir tahun 1990-an. Sebagian besar tanaman manggis merupakan tanaman pekarangan, kebun campuran, dan ditanam pada daerah perbukitan/hutan. Pemeliharan tanaman relatif tidak ada, kini biasanya petani hanya menunggu panen manggis. Ketersediaan bibit manggis sangat sulit karena pohon induk yang berkualitas masih sangat jarang.
Buah semile
Buah Semile (SAWO)
Manfaat tanaman Semile atu sawo adalah sebagai makanan buah segar atau bahan makan olahan seperti es krim, selai, sirup atau difermentasi menjadi anggur atau cuka.
Selain itu, manfaat lain tanaman sawo dalam kehidupan manusia adalah:
Manfaat tanaman Semile atu sawo adalah sebagai makanan buah segar atau bahan makan olahan seperti es krim, selai, sirup atau difermentasi menjadi anggur atau cuka.
Selain itu, manfaat lain tanaman sawo dalam kehidupan manusia adalah:
- Tanaman penghijauan di lahan-lahan kering dan kritis
- Tanaman hias dalam pot dan apotik hidup bagi keluarga
- Tanaman penghasil buah yang bergizi tinggi; dan dapat dijual di dalam dan luar negeri yang merupakan sumber pendapatan ekonomi bagi keluarga dan negara
- Tanaman penghasil getah untuk bahan baku industri permen karet
- Tanaman penghasil kayu yang sangat bagus untuk pembuatan perabotan rumah tangga.
buah Temedak
Perbungaan sendiri-sendiri, muncul di ketiak daun, pada cabang besar atau pada batang utama (cauliflory), pada pucuk pendek khusus yang berdaun. Karangan bunga jantan berbentuk bongkol seperti gada atau gelendong, 1 × 3-5,5 cm, hijau pucat atau kekuningan, bertangkai 3-6 cm. Bongkol bunga betina berbentuk gada memanjang, dengan bunga-bunga yang tertancap sedalam 1,5 mm dalam poros bongkol dan bagian bebas sekitar 3 mm.
Buah Kandis
Buah Kandis
Asam Kandis adalah salah satu bahan yang seringkali ditambahkan dalam masaka seperti; sayur asam dll
Asam Kandis adalah salah satu bahan yang seringkali ditambahkan dalam masaka seperti; sayur asam dll
Langganan:
Postingan (Atom)